Rabu, 22 Maret 2006

Awas, Anak Kena Alergi Susu Sapi

Protein susu sapi merupakan protein asing yang pertamakali dikenal bayi. Sehingga alergi susu sapi (ASS)sering diderita pada bayi usia dini. Alergi susu sapidapat bermanifestasi pada berbagai macam penyakitalergi, sehingga perlu mendapat perhatian khusus.

Alergi pada anak ternyata tak sesederhana yang semula diduga. Demikian luasnya sistem tubuh yang terganggu, sehingga alergi juga bisa menghambat kecerdasan anakdan menimbulkan gangguan perilaku. Sementara,pengobatan yang terus-menerus bukanlah jalan keluarterbaik.

Jika mendengar kata 'alergi', terbayang sejumlahreaksi yang ditimbulkan seperti gatal-gatal padakulit, batuk, pilek, dan bersin-bersin. Tapisebenarnya alergi tidak sesederhana itu. Alergi jugabisa menyerang semua organ tubuh, mulai dari ujungrambut sampai ujung kaki. Yang ditimbulkan pun takhanya sakit 'ringan', namun bisa juga gangguanintelegensia dan perilaku. Misalnya sulit konsentrasi,hilang memori sesaat, gagap, impulsif, hiperaktif,lemas kronis. Bahkan alergi bisa menyebabkan kematianjika menimbulkan syok anafilaktik, yakni menyempitnyasaluran nafas di paru-paru, menurunnya tekanan darah,dan tercekiknya tenggorokan.

Dokter spesialis anak dr Zakiudin Munasir SpA (K),dari bagian ilmu kesehatan anak Fakultas KesehatanUniversitas Indonesia (FK UI) Rumah Sakit CiptoMangunkusumo (RSCM) Jakarta menyebutkan, pada bayi atau anak di bawah usia 3 tahun, alergi bisa timbul karena susu sapi atau formula. Alergi ini disebut alergi susu sapi. Bentuk alergi yang sering terjadipada bayi yaitu diare, kadang diikuti keluarnya darah. Jika kondisi itu tidak segera diketahui dan ditangani dengan seksama, bayi akan terserang anemia atau kurangdarah. Akibatnya bayi atau batita akan terlihat pucat.

Itu sebabnya, pencegahan terjadinya ASS harus dilakukan sejak dini, saat sebelum terjadi sensitisasiterhadap protein susu sapi. Penghindaran harusdilakukan dengan pemberian susu sapi hipoalergenikyaitu susu sapi yang dihidrolisis parsial untukmerangsang timbulnya toleransi susu sapi di kemudianhari.

"Bila sudah terjadi sensitisasi terhadap protein susu sapi, maka harus diberikan susu sapi yang dihidrolisis sempurna atau pengganti susu sapi misalnya susu kacangkedele," katanya. Alergi susu sapi yang sering timbul dapat memudahkan terjadinya alergi mekanan lain di kemudian hari. Bila sudah terjadi kerusakan saluran cerna yang menetap. Oleh karena itu penting mencegah bayi agar tidakterkena ASS.

"Ada keterkaitan antara alergi dan kecerdasan anak.Jika anak mengalami reaksi alergi seperti diare, anakmenjadi sering sakit. Akibatnya asupan gizi yangdiperoleh pun tidak sesuai dengan yang dibutuhkan. Ini tentu sangat mempengaruhi perkembangan mental anak,"paparnya.

Pada anak yang terserang alergi, periode sakit yangdialami jauh lebih lama dibanding anak sehat yang kena penyakit sama. Sebagai contoh, anak sehat yang kenabatuk-pilek biasanya akan sembuh dalam 5 hari. Namun pada anak alergi, baru bisa pulih setelah dua mingguatau lebih. Anak alergi juga sangat rentan terhadapinfeksi virus. Jadi tidak menutup kemungkinan organ lain seperti otak bisa terserang penyakit virus atau infeksi.

Pengobatan yang paling penting pada alergi susu sapiadalah eliminasi atau menghindarinya, termasuk denganmemberikan susu kedele. Pemberian ASI eksklusif mungkin bisa menjadi salahsatu alternatif, karena dilaporkan dapat mencegahpenyakit atopik serta alergi makanan. (endro s effendi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar